Assalamu a'laikum, maaf sudah lama tidak uptade di blog pertama saya ini. Maklumlah, saya sibuk mengurus perkerjaan sekolah dan mengurus pekerjaan yang lain ( Biasalah anak perantauan, ya meskipun gak jauh - jauh amat kayak si Amat ).
Cari info yuk
Di Blog ini Kalian akan menemukan Info Nasional maupun Internasional
Kamis, 14 April 2016
Rabu, 01 April 2015
8 Fakta Unik tentang Olga Syahputra
Yoga Syahputra atau lebih dikenal dengan Olga Syahputra adalah pelawak yang salah satu pelawak mahal di Indonesia. Artis yang lahir pada tanggal 8 Febuari 1983 memang tidak ke Indonesia karena menderita penyakit Meningtitis atau radang selaput otak. Olga menyerah pada penyakitnya ketika Ia di panggil oleh Allah SWT pada Jum'at 27 Maret 2015 pada pukul 17 : 17 di RS. Mount Elizabeth Singapura. Sepanjang karier keartisan, Olga Syahputra cukup rajin wara-wiri di layar kaca. Ini membuat publik begitu mengenal sosoknya.
Ada delapan fakta tentang Olga yang menarik untuk dikenang. Bila Anda penggemar Olga atau sekadar pernah melihat sosoknya di televisi, delapan fakta ini pasti tak asing lagi.
1. Pernah tinggal di rumah susun
Medio 2008 ketika kariernya mulai menanjak, Olga masih betah tinggal di rumah susun. Dia tinggal di rumah susun kawasan Tebet, Jakarta Selatan, sejak masa awal karier bersama Ruben Onsu dan Lia Waode.
2. Jual kulkas
Masa awal karier dilakoni Olga dengan bersusah payah. Bahkan, demi mendaftar ke Sanggar Ananda, Olga terpaksa menjual kulkas karena tak ada biaya. Setelah bergabung dengan sanggar pimpinan Aditya Gumay itu, jalan karier Olga terbuka.
3. Asisten Rita Sugiarto
Lelaki kelahiran 8 Februari 1983, ini tak hanya jago mengocok perut. Dia juga bisa bernyanyi dangdut. Tak heran jika ia pernah menjadi asisten penyanyi Rita Sugiarto sekitar 2001.
4. Dibully
Pada masa awal keartisan, Olga merelakan dirinya menjadi bahan bully komedian lain di panggung. Dia pasrah diledek secara verbal hingga fisik, mulai dari didorong hingga dilempar tepung. Walau tubuhnya kerap sakit akibat candaan fisik, Olga tak marah. Dia puas jika membuat penonton tertawa.
5. Ditegur KPI dan somasi
Seiring karier yang kian menanjak, Olga menjadi sorotan. Bahan candaannya di panggung menjadi perhatian orang. Beberapa kali Olga terpeleset lidah, candaannya menyinggung pihak lain. Olga menjadi langganan artis yang mendapat teguran KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Dia juga pernah mendapat somasi dari dokter Febby Karina karena tersinggung candaan Olga di sebuah acara.
6. Komedian mahal
Olga dijuluki rating maker. Setiap acara yang menampilkan dirinya, langsung melejit. Di puncak kejayaannya, dia disebut pernah mengantongi honor puluhan hingga ratusan juta rupiah per episode.
7. Takut benda tajam dan pocong
Dua hal yang ditakuti Olga semasa hidup, yaitu benda tajam dan pocong. Olga takut melihat sabit, golok, dan benda-benda tajam lainnya. Penyebabnya, jarinya pernah dijahit karena terkena benda tajam. Olga juga takut pocong. Ketakutan akan pocong ini justru acap dijadikan bahan menakuti Olga di panggung.
8. Gemar kerupuk
Olga suka sekali dengan kerupuk. Dia merasa ada yang kurang jika menyantap nasi tanpa kerupuk.
Tante " penipu " di Dunia
Tante adalah sebutan kepada seorang wanita yang lebih tua dari pada kita. Pada awalnya penyebutan Tante ini berlaku pada Saudara yang lebih tua saja dari pada Ibu atau Bapak kita ( Dalam bahasa sunda sih disebut dengan UWA ). Namun, kata Tante dimodern ini adalah kata yang mulai menyebar luas.
Nah kali ini Admin akan membahas Tante yang paling "menipu" didunia. Siapakah yang dimaksud ? mari kita simak bersama sama ^_^
Nah kali ini Admin akan membahas Tante yang paling "menipu" didunia. Siapakah yang dimaksud ? mari kita simak bersama sama ^_^
Artis muda Indonesia yang memiliki paras cantik
Indonesia adalah negara dengan memiliki populasi terbesar ke 4 dunia. Dari populasi tersebut, ada beberapa orang yang memilih jadi artis. Baik artis yang umurnya tua hingga muda, dari laki - laki hingga perempuan. Nah kali ni admin akan membahas tentang artis Indonesia dengan perawakan cantik tapi muda. Apa sajakah itu ?
Minggu, 04 Januari 2015
Game terpopuler di Tahun 2014 ( Android )
Game adalah aplikasi yang bertujuan untuk menghibur seseorang. Banyak sekali game yang terkenaal di tahun 2014 khususnya Android. Game apakah itu ...? Mari kita mulai
Jumat, 04 Januari 2013
Real Cerpen
Pagi ini dia datang menemuiku, duduk di sampingku dan tersenyum
menatapku. Aku benar-benar tak berdaya melihat tatapan itu, tatapan yang
begitu hangat, penuh harap dan selalu membuatku bisa memaafkannya. Aku
sadar, aku sangat mencintainya, aku tidak ingin kehilangan dia., meski
dia sering menyakiti hatiku dan membuatku menangis. Tidak hanya itu,
akupun kehilangan sahabatku, aku tidak peduli dengan perkataan orang
lain tentang aku. Aku akan tetap memaafkan Elga, meskipun dia sering
menghianati cintaku.
gambar cerita cinta sedih
“Aku gak tau harus bilang apa lagi, buat kesekian kalinya kamu
selingkuh! Kamu udah ngancurin kepercayaan aku!”
Aku tidak sanggup menatap matanya lagi, air mataku jatuh begitu deras
menghujani wajahku. Aku tak berdaya, begitu lemas dan Dia memelukku
erat.
“Maafin aku Nilam, maafin aku! Aku janji gak akan nyakitin kamu lagi.
Aku janji Nilam. Aku sayang kamu! Please, kamu jangan nangis lagi!”
Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi selain memaafkannya, aku tidak ingin
kehilangan Elga, aku sangat mencintainya.
Malam ini Elga menjemputku, kami akan kencan dan makan malam. Aku
sengaja mengenakan gaun biru pemberian Elga dan berdandan secantik
mungkin. Kutemui Elga di ruang tamu, Dia tersenyum, memandangiku dari
atas hingga bawah.
“Nilam, kamu cantik banget malam ini.”
“Makasih. Kita jadi dinner kan?”
“Ya tentu, tapi Nilam, malam ini aku gak bawa mobil dan mobil kamu masih
di bengkel, kamu gak keberatan kita naik Taksi?”
“Engga ko, ya udah kita panggil Taksi aja, ayo.”
Dengan penuh semangat aku menggandeng lengan Elga. Ini benar-benar
menyenangkan, disepanjang perjalanan Elga menggenggam erat tanganku, aku
bersandar dibahu Elga menikmati perjalanan kami dan melupakan semua
kesalahan yang telah Elga perbuat padaku.
Kami berhenti disebuah Tenda di pinggir jalan. Aku sedikit ragu, apa
Elga benar-benar mengajakku makan ditempat seperti ini. Aku tahu betul
sifat Elga, dia tidak mungkin mau makan di warung kecil di pinggir
jalan.
“Kenapa El? Mienya gak enak?”
“Enggak ko, mienya enak, Cuma panas aja. Kamu gak apa-apa kan makan
ditempat kaya gini Nilam?”
“Enggak. Aku sering ko makan ditempat kaya gini. Mie ayamnya enak loch.
Kamu kunyah pelan-pelan dan nikmati rasanya dalam-dalam.”
Aku yakin, Elga gak pernah makan ditempat kaya gini. Tapi sepertinya
Elga mulai menikmati makanannya, dia bercerita panjang lebar tentang
teman-temannya, keluarganya dan banyak hal.
Dua tahun bersama Elga bukan waktu yang singkat, dan tidak mudah untuk
mempertahankan hubungan kami selama ini. Elga sering menghianati aku,
bukan satu atau dua kali Elga berselingkuh, tapi dia tetap kembali
padaku. Dan aku selalu memaafkannya, itu yang membuatku kehilangan
sahabat-sahabatku. Mereka benar, aku wanita bodoh yang mau dipermainkan
oleh Elga. Meskipun kini mereka menjauhiku, aku tetap menganggap mereka
sahabatku.
Selesai makan Elga Nampak kebingungan, dia mencari-cari sesuatu dari
saku celananya.
“Apa dompetku ketinggalan di Taksi?”
“Yakin di saku gak ada?”
“Gak ada. Gimana dong?”
“ya udah, pake uang aku aja. Setiap jalan selalu kamu yang traktir aku,
sekarang giliran aku yang traktir kamu. Ok!”
“ok. Makasih ya sayang, maafin aku.”
Saat di kampus, aku bertemu dengan Alin dan Flora. Aku sangat merindukan
kedua sahabatku itu, hampir empat bulan kami tidak bersama, hingga saat
ini mereka tetap sahabat terbaikku. Saat berpapasan, Alin menarik
tanganku.
“Nilam, kamu sakit? Ko pucet sich?”
Alin bicara padaku, ini seperti mimpi, Alin masih peduli padaku.
“Engga, Cuma capek aja ko Lin. Kalian apa kabar?”
“Jelas capek lah, punya pacar diselingkuhin terus! Lagian mau aja sich
dimainin sama cowok playboy kaya Elga! Jangan-jangan Elga gak sayang
sama kamu? Ups, keceplosan.”
“Stop Flo! Kasian Nilam! Kamu kenapa sich Flo bahas itu mulu? Nilam kan
gak salah.”
“Udah dech Alin, kamu diem aja! Harusnya kamu ngaca Nilam! Kenapa kamu
diselingkuhin terus!”
Flora bener, jangan-jangan Elga gak sayang sama aku, Elga gak cinta sama
aku, itu yang buat Elga selalu menghianati aku. Selama ini aku gak
pernah berfikir ke arah sana, mungkin karena aku terlalu mencintai Elga
dan takut kehilangan Elga. Semalaman aku memikirkan hal itu, aku ragu
terhadap perasaan Elga padaku. Jika benar Elga tidak mencintaiku, aku
benar-benar tidak bisa memaafkannya lagi.
Meskipun tidak ada jadwal kuliah, aku tetap pergi ke kampus untuk
mengerjakan tugas kelompok. Setelah larut malam dan kampus sudah hampir
sepi aku pun pulang. Saat sampai ke tempat parkir, aku melihat Elga
bersama seorang wanita. Aku tidak bisa melihat wajah wanita itu karena
dia membelakangiku. Mungkin Elga menghianatiku lagi. Kali ini aku tidak
bisa memaafkannya. Mereka masuk ke dalam mobil, aku bisa melihat
wanitaitu, sangat jelas, dia sahabatku, Flora….
Sungguh, aku benar-benar tidak bisa memaafkan Elga. Akan ku pastikan,
apa Elga akan jujur padaku atau dia akan membohongiku, ku ambil ponselku
dan menghubungi Elga.
“Hallo, kamu bisa jemput aku sekarang El?”
“Maaf Nilam, aku gak bisa kalo sekarang. Aku lagi nganter kakak, kamu
gak bawa mobil ya?”
“Emang kakak kamu mau kemana El?”
“Mau ke…, itu mau belanja. Sekarang kamu dimana?”
“El! Sejak kapan kamu mau nganter kakak kamu belanja? Sejak Flora jadi
kakak kamu? Hah?!!”
“Nilam, kamu ngomong apa sayang? Kamu bilang sekarang lagi dimana?”
“Aku liat sendiri kamu pergi sama Flora El! Kamu gak usah bohongin aku!
Kali ini aku gak bisa maafin kamu El! Kenapa kamu harus selingkuh sama
Flora El? Aku benci kamu! Mulai sekarang aku gak mau liat kamu lagi!
Kita Putus El!”
“Nilam, ini gak…….”
Kubuang ponselku, kulaju mobilku dengan kecepatan tertinggi, air mataku
terus berjatuhan, hatiku sangat sakit, aku harus menerima kenyataan
bahwa Elga tidak mencintaiku, dia berselingkuh dengan sahabatku.
Beberapa hari setelah kejadian itu aku tidak masuk kuliah, aku hanya
bisa mengurung diri di kamar dan menangis. Beruntung Ibu dan Ayah
mengerti perasaanku, mereka memberikan semangat padaku dan mendukung aku
untuk melupakan Elga, meskipun aku tau itu tak mudah. Setiap hari Elga
datang ke rumah dan meminta maaf, bahkan Elga sempat semalaman berada di
depan gerbang rumahku, tapi aku tidak menemuinya. Aku berjanji tidak
akan memafkan Elga, dan janjiku takan kuingkari, tidak seperti
janji-janji Elga yang tidak akan menghianatiku yang selalu dia ingkari.
Hari ini kuputuskan untuk pergi kuliah, aku berharap tidak bertemu
dengan Elga. Tapi seusai kuliah, tiba-tiba Elga ada dihadapanku.
“Maafin aku Nilam! Aku sama Flora gak ada hubungan apa-apa. Aku Cuma
nanyain tentang kamu ke dia Nilam!
“Kita udah putus El! Jangan ganggu aku lagi! Sekarang kamu bebas! Kamu
mau punya pacar Tujuh juga bukan urusan aku!”
“Tapi Nilam…..”
Aku berlari meninggalkan Elga, meskipun aku sangat mencintainya, aku
harus bisa melupakannya. Elga terus mengejarku dan mengucapkan kata
maaf. Tapi aku tak pedulikan dia, aku semakin cepat berlari dan
menyebrangi jalan raya. Ketika sampai di seberang jalan, terdengar suara
tabrakan, dan…………
“Elgaaaa…..”
Elga tertabrak mobil saat mengejarku, dia terpental sangat jauh. Mawar
merah yang ia bawa berserakan bercampur dengan merahnya darah yang
keluar dari kepala Elga.
“Elga, maafin aku!”
“Nilam. Ma-af ma-af a-ku jan-ji jan-ji ga sa-ki-tin ka-mu la-gi a-ku
cin-ta ka-mu a-ku ma-u ni-kah sa-ma kam……”
“Elgaaaaaa……”
Elga meninggal saat itu juga, ini semua salahku, jika aku mau memaafkan
Elga semua ini takan terjadi. Sekarang aku harus menerima kenyataan ini,
kenyataan yang sangat pahit yang tidak aku inginkan, yang tidak mungkin
bisa aku lupakan. Elga menghembuskan nafas terakhirnya dipelukanku,
disaat terakhir dia berjanji takan menyakitiku lagi, disaat dia
mengatakan mencintaiku dan ingin menikah denganku. Dia mengatakan
semuanya disaat meregang nyawa ketika menahan sakit dari benturan keras,
ketika darahnya mengalir begitu deras membasahi aspal jalanan.
Rasanya ingin sekali menemani Elga didalam tanah sana, menemaninya dalam
kegelapan, kesunyian, kedinginan, aku tidak bisa berhenti menangis,
menyesali perbuatanku, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri.
Satu minggu setelah Elga meninggal, aku masih menangis, membayangkan
semua kenangan indah bersama Elga yang tidak akan pernah terulang lagi.
Senyuman Elga, tatapan Elga, takan pernah bisa kulupakan.
“Nilam sayang, ini ada titipan dari Ibunya Elga. Kamu jangan melamun
terus dong! Kamu harus bangkit! Biar Elga tenang di alam sana. Ibu yakin
kamu bisa!”
“Ini salah aku Bu. Aku butuh waktu.”
Kubuka bingkisan dari Ibu Elga, didalamnya ada kotak kecil berwarna
merah, mawar merah yang telah layu dan amplop berwarna merah. Didalam
kotak merah itu terdapat sepasang cincin. Aku pun menangis kembali dan
membuka amplop itu.
Dear Nilam,
Nilam sayang, maafin aku, aku janji gak akan nyakitin kamu, aku sangat
mencintai kamu, semua yang udah aku lakuin itu buat ngeyakinin kalo Cuma
kamu yang terbaik buat aku, Cuma kamu yang aku cinta.
Aku harap, kamu mau nemenin aku sampai aku menutup mata, sampai aku
menghembuskan nafas terakhirku. Dan cincin ini akan menjadi cincin
pernikahan kita.
Aku sangat mencintaimu, aku tidak ingin berpisah denganmu Nilam.
Love You
Elga
Air mataku mengalir semakin deras dari setiap sudutnya, kupakai cincin
pemberian Elga, aku berlari menghampiri Ibu dan memeluknya.
“Bu, aku udah nikah sama Elga!”
“Nilam, kenapa sayang?”
“Ini!” Kutunjukan cincin pemberian Elga dijari manisku.
“Nilam, kamu butuh waktu nak. Kamu harus kuat!”
“Sekarang aku mau cerai sama Elga Bu!” kulepas cincin pemberian Elga dan
memberikannya pada Ibu.
“Aku titip cincin pernikahanku dengan Elga Bu! Ibu harus menjaganya
dengan baik!”
Ibu memeluku erat dan kami menangis bersama-sama.
*****
By : Efih Sudini Afrilya
facebook : fiehsoed@gmail.com
Setelah Kepergianmu
Ku selalu mengingatmu, meski ku tahu itu menyakitkan..
Ku buka handphone ku, tak ada lagi kamu yang selalu memenuhi inbox-ku,
tak ada lagi ucapan selamat pagi dan selamat tidur untukku. Tak ada lagi
canda tawamu yang selalu mengiriku dalam kebahagiaan, tak ada lagi
leluconmu yang membuatku tartawa. Tak ada lagi tatapan yang membuat
jantungku berdebar dan menyejukkan hati. Tak ada lagi genggaman tanganmu
yang selalu membuatku kuat akan setiap masalah yang menghampiriku. Tak
ada lagi pelukanmu yang membuatku tentram dan merasa aman dekat
denganmu. Kini, sekarang ada sesuatu yang hilang, tak sama seperti dulu.
Aku berharap hari-hariku bisa berjalan dengan mulus seperti biasanya.,
walau tak ada kamu disampingku. Kini, aku mencoba menjalani semua
aktivitasku seperti biasa. Dan aku bisa menjalani itu semua walau hatiku
terasa kosong, hampa tanpa ada dirimu yang menemaniku setiap harinya.
Tapi, aku harus tetap tegar dengan semua ini. Setelah kepergianmu, aku
menyadari betapa aku mencintaimu. Setelah kepergianmu, kamu merampas
semua cinta dan kebahagiaan yang kupunya, melarikan ke tempat asing yang
justru tak tahu dimana keberadaannya. Siksaanmu begitu besar untukku,
dan aku terlalu lemah untuk mendapatkan cobaan ini, aku begitu lemah
untuk mendapatkan goresan luka di benakku yang semakin hari semakin
bertambah.
Kini ku tersadar, bukan dia yang begitu tulus menyayangiku, tetapi
kamulah yang menyayangiku dan mencintaiku dengan tulus tanpa adanya
kebohongan. Jujur, aku menyesal setelah kamu benar-benar pergi
meninggalkanku disini bersama bayanganmu. Aku menyesal telah membuatmu
kecewa, padahal aku tak bermaksud mengecewakanmu. Aku menyesal lebih
memilih dia di banding kamu yang jelas-jelas kekasihku. Sudah jelas dia
itu playboy dan sudah menyakitiku berulang-ulang kali dengan
kebohongannya dan semua janji palsunya, tapi kamu berbeda, kamu begitu
menjagaku, menyayangiku, dan aku sia-siakan begitu saja. Mengapa aku
sebodoh ini?
Aku tak pernah membalas semua kebaikanmu padaku, dan aku tak pernah
menyayangimu seperti kamu yang selalu menyayangiku. Bahkan aku selalu
melampiaskan semua amarahku padamu, dan anehnya kamu yang meminta maaf
padaku. Seringkali aku membohongimu seringkali aku berkencan bersama dia
tanpa sepengetahuan kamu, dan itu berarti aku sedang bermain di
belakangmu. Setiap kamu ingin bertemu denganku, aku sering menolak. Tapi
mengapa aku tak bisa menolak dia setiap dia ingin bertemu denganku?
Bahkan jika kamu mengajaku pulang bersama, aku tak mau dan menolakmu.
Aku lebih memilih pulang bersama teman-temanku. Aku sadar itu semua
salah, tapi mengapa aku terus mengulangnya kembali? Kamu pernah berkata
kalau aku itu egois, aku tak menerima kamu berbicara seperti itu
kepadaku, dan aku marah. Aku baru tersadar aku memang egois, benar
katamu.
Dia selalu melaksanakan apa kemauanku, tapi aku tak pernah melakukan apa
yang kamu mau. Hingga beberapa minggu kemudian kamu menjauhiku, kamu
menghilang dari kehidupanku, kamu tak mengirimku kabar sama sekali. Hal
itu membuatku marah dan aku berfikir kamu memutuskan ku secara sepihak,
tanpa tahu permasalahannya apa. Kemudian, kamu menghubungiku di hari
jadianku bersama kamu. Entah mengapa aku menjadi benci padamu, mungkin
karena kamu menghilang beberapa minggu ini. Kamu mengajaku kencan di
malam minggu ini, tapi aku menolak karena kamu bukan pacarku lagi. Aku
berkata kepada kamu, lebih baik kamu pergi dari kehidupanku jangan
pernah menghubungiku lagi, cari wanita lain di luar sana yang lebih baik
dariku. Tapi nyatanya kamu malah meminta maaf padaku atas kesalahan
kemarin telah menjauhiku. Kamu bilang kamu hanya ingin mengetesku. Tapi
ini bukan cara yang benar. Aku tak bisa memaafkanmu, aku tak akan
memberikanmu kesempatan lagi. Dan itu artinya sekarang kamu dan aku
hanya sebatas teman biasa. Padahal sebenarnya aku benci dengan
perpisahan ini.
Entah mengapa jika aku mengingat itu semua, beribu-ribu penyesalan
selalu menghampiriku. Apakah kamu terluka karena ku?
Kita itu seperti saling menyakiti, seperti saling mendendam tanpa tahu
apa permasalahan yang sebenarnya.
Aku menangis sejadi-jadinya di dalam heningnya malam, atas dasar bahwa
aku memang benar mencintaimu. Aku merasa kehilangan sosok pahlawanku.
Sementara aku selalu melihatmu dekat dengan wanita lain, dan mengapa
wanita itu harus temanku sendiri? Kamu tak pernah tahu bahwa aku di sini
menangis melihatmu bersamanya, aku cemburu..
Aku marah pada diriku sendiri, mengapa aku sulit untuk melupakanmu?
Sedangkan kamu disana dengan mudahnya melupakanku.Tuhan..sungguh ini tak
adil bagiku. Ingin rasanya aku hilang ingatan, agar aku tak mengenalimu
dan kenangan dulu bisa terhapus di dalam memori otakku. Itulah jalan
satu-satunya untuk saat ini. Hari berganti hari, aku terus menjalani
hidupku tanpa dirimu. Dan aku merasa semakin hari aku selalu menyesali
kesalahanku padamu. Apakah kamu disana sudah mendapatkan pengganti
diriku? Aku harap kamu masih mengharapkanku, karena ku disini selalu
mengharapkan kehadiranmu dihidupku lagi. Apakah kamu disana selalu
memikirkanku?seperti aku yang selalu memikirkanmu. Aku hanya ingin tahu
isi hatimu saat ini. Apa kamu tak pernah berpikir tentang isi hatiku
saat ini? yang semakin hari semakin mendung karena tak ada lagi yang
menyinari hatiku.
Di dalam mimpiku kamu selalu ada untukku, dan kamu milikku. Tapi
ternyata, di dalam kehidupan nyata, kau hanyalah mimpi untukku dan aku
sulit menggapaimu kembali. Tak ada hal yang mampu ku perjuangkan selain
membiarkanmu pergi dan merelakanmu untuk orang lain yang pantas
menapatkanmu. Aku berusaha menikmati kesedihanku, kesakitanku hingga ku
terbiasa akan semua hal itu. Aku selalu meneteskan air mata untukmu,
padahal setiap butiran air mata yang jatuh itu semakin aku merindukanmu
dan sulit untuk melupakanmu. Kini aku merasa jatuh cinta padamu yang
bukan milikku lagi.
Tapi aku punya Tuhan, punya keluarga dan sahabat, yang selalu ada
untukku. Aku percaya Tuhan..Tuhan pasti sedang menguji kesabaranku saat
ini, dan pasti ada jalan keluar di balik ini semua. Mungkin di mataku
kamu yang terbaik untukku, tapi belum tentu kata Tuhan kamu yang terbaik
untukku. Aku percaya dan yakin bahwa skenario Tuhan adalah yang paling
indah.
Selesai
Nama : Rani Dwi Anggraeni
My facebook : ranianggraeni1@gmail.com
Twitter : @ranidwianggra
disarikan oleh: http://cerpen.gen22.net
Adikku Yang Tersayang
Aku dilahirkan di sebuah dusun di pegunungan yang sangat terpencil.
Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung
mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih
muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana
semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri uang
dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan
aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya.
“Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu
takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi
Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!”
Dia mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, adikku
mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya!”
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah
begitu marahnya sehingga ia terus-menerus mencambukinya sampai Beliau
kehabisan nafas.
Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan
memarahi, “Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan
apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? Kamu layak dipukul
sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!”
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya
penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di
pertengahan malam itu, aku tiba-tiba mulai menangis meraung-raung.
Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, “Kak, jangan
menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi.”
Aku membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk
maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih
kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang
adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku
berusia 11.
Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk
masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, aku diterima untuk
masuk ke sebuah universitas provinsi. Malam itu, ayah berjongkok di
halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus.
Saya mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan hasil
yang begitu baik… hasil yang begitu baik…” Ibu mengusap air matanya yang
mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa
membiayai keduanya sekaligus?” Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke
hadapan ayah dan berkata, “Ayah, aku tidak mau melanjutkan sekolah lagi,
aku telah cukup membaca banyak buku.” Ayah mengayunkan tangannya dan
memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kamu mempunyai jiwa yang begitu
keparat lemahnya? Bahkan jika ayah mesti mengemis di jalanan, ayah akan
lakukan itu supaya tetap bisa menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!”
Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang
membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan
sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang
kemiskinan ini.”
Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke
universitas.
Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku
meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit
kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan
meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: “Kak, masuk ke universitas
tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan akan mengirimimu
uang.”
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis
dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku
berusia 17 tahun. Aku 20.
Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang
adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi
konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas).
Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, teman sekamarku masuk dan
berkata, “Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!”
“Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku?” Aku berjalan keluar,
dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu
semen dan pasir. Aku menanyakannya, “Mengapa kamu tidak bilang pada
teman sekamarku kamu adalah adikku?” Dia menjawab, tersenyum, “Lihat
bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu aku
adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?” Aku merasa
terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari
adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, “Aku tidak
perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah
adikku bagaimana pun penampilanmu…”
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk
kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, “Aku
melihat semua gadis kota memakainya. Jadi aku pikir kamu juga harus
memiliki satu.” Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku
menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu,
ia berusia 20. Aku 23.
Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah
telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku
pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. “Bu, ibu tidak
perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!”
Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah adikmu yang pulang
awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada
tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu..”
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus,
seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada
lukanya dan mebalut lukanya. “Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya.
“Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika aku bekerja di lokasi konstruksi,
batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak
menghentikanku bekerja dan…” Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku
membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke
wajahku.
Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.
Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku
mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi
mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun,
mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga,
mengatakan, “Kak, jagalah mertuamu aja. Aku akan menjaga ibu dan ayah di
sini.” Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku
mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan.
Tetapi adikku menolak tawaran tersebut.
Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi. Suatu hari,
adikku di atas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia
mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi
menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, aku menggerutu, “Mengapa
kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan
sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang
begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?”
Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya.
“Pikirkan kakak ipar — ia baru saja jadi direktur, dan aku hampir tidak
berpendidikan. Jika aku menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa
yang akan dikirimkan?” Mataku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar
kata-kataku yang sepatah-sepatah, “Tapi kamu kurang pendidikan juga
karena aku!”
“Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku.
Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.
Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani
dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu
bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa
bahkan berpikir ia menjawab, “Kakakku.”
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan
tidak dapat kuingat. “Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun
yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam
untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, saya kehilangan
satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia
hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di
rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai
ia tidak dapat memegang sendoknya. Sejak hari itu, saya bersumpah,
selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya.”
Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan
perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku,
“Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku.”
Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan
perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.
Senin, 31 Desember 2012
Mencoba Tinggalkan Bayangmu
Malam itu adalah malam pergantian tahun, atau yang lebih dikenal dengan
istilah tahun baru,, euforia cantiknya kembang api mulai terasa di
menit-menit pergantian tahun. Tidak banyak yang aku bisa lakukan di
malam itu. Seperti putri di negri dongeng yang terkurung dalam
khayalan-khayalan indah. Untuk ikut bernostalgia di malam tahun baru
bersama teman-teman semasa SMA pun aku tak dapat izin dari sang bunda.
Untuk hal seperti ini mamah selalu punya dua alasan. Alasan pertama, aku
masih selalu di anggap anak kecil.
“nah lhoooo,,, aku kan udah umur 20 tahun mah, semester 5 lhoo aku,
sekitar dua tahun lagi insyaallah aku lulus kuliah, gumamku dalam hati”.
Alasan kedua, suasana malam di kota sangat tidak baik, pergaulan di sana
bahkan tidak pernah mengenal aturan.
“Hmmp,, ya ampuunn ini kan masih kota Serang mah bukan Jakarta,, toh aku
juga bukan keluyuran sendiri yang gg jelas, tapi sama temen-temen yang
sebagian besar udah mamah kenal dengan sangat baik, jawabku pelan”.
“iyah mamah tahu, tapi mamah yakin kamu paham betul makna dari
alasan-alasan mamah, jawab mamah dengan bijak”.
Aku tidak bisa mendesak mamah untuk memberikan izin, aku takut mamah
akan sedih bila ada bantahan di tengah perhatiannya, aku tahu semua
kekhawatirannya semata-mata karena ingin melindungi dan menjagaku.
Sepeninggalnya ayah beberapa tahun silam, mamah memang berubah jadi over
protektif, untuk sebuah keselamatan anak-anaknya beliau lebih rela di
hujat banyak orang daripada akan ada apa-apa nanti. Di rumah memang tak
ada lelaki dewasa yang bisa benar-benar melindungiku, kedua kakak priaku
telah menikah dan tinggal bersama keluarga kecilnya masing-masing, di
rumah hanya ada aku, mamah dan kakak wanitaku dengan perbedaan usia 3
tahun. Jadi wajar saja bila mamah merasa memiliki tanggungjawab yang
sangat lebih. jika terjadi apa-apa dengan putrinya, ia akan merasa
sangat berdosa. Oleh karenanya, sebelum hal itu terjadi, beliau lebih
memilih untuk menjagaku dengan caranya.
Di tengan perbincangan itu,, mamah memetikkan ibu jari dan jari
tengahnya, pertanda memberikan ide.
“hmmmp,, untuk menghabiskan malam tahun baru, gimana kalo kamu ikut
acara mamah” usul mamah.
“Acara apa mah?" tanyaku.
“kamu ikut mamah pengajian di pendopo kantor Bupati, Serang.. gimana??”
tanya mamah.
Dengan spontan aku mengangkat sebelah alisku, “hmmp, ya udah deh aku
mau, daripada di rumah, pastinya nanti aku akan benar-benar jadi gadis
di negri dongeng yang merindukan dunia luar,” jawabku dengan ekspresi
seadanya.
“Nahh gitu dooong, ini baru namanya anak mamah,” ucap mamah sambil
mencium keningku.
Dalam perjalanan menuju kantor bupati, mataku terasa disuguhkan dengan
pemandangan indah tahun baru. Banyak sekali penjual dadakan yang mencoba
peruntungannya di malam ini,, dengan mencoba berjualan pernak-pernik
dan makanan khas tahun baru. Para penjual terompet, petasan, kembang
api, dan balon berjejer menawarkan barang dagangannya. Bahkan karena
maraknya penjual, para konsumen terlihat dibuat bingung untuk
membelinya. Asap jagung bakar pun seolah menggoda para penikmat tahun
baru untuk sekedar mencicipinya. Dan yang tak kalah menarik,, ada pasar
malam di Alun-alun kota Serang, terlihat sesak, orang-orang mencoba
menghibur dirinya dengan sekedar berbelanja, menikmati wahana permainan
atau makan bersama dengan sang kekasih hati. “Oohh tidak, sepertinya
malam ini memang tak ada pangeran menjemputkuku, huufftt jadi merasa
sedikit cemburu dengan mereka, ucapku lirih sambil memonyongkan bibir”.
“tapi aku tetap bersyukur masih diberi kesempatan untuk bisa melihat
pemandangan seelok ini,, semoga nikmat sehat-Mu yang tak terkira
banyaknya ini, selalu menjadikanku untuk tetap bersyukur, ucapku dalam
hati dengan mimik takjub”.
Dan ternyata di pendopo kantor bupati pun tak kalah sesak,, para jamaah
berlomba-lomba untuk menempati posisi terdepan, katanya akan ada
penyanyi lokal Banten yang pernah melanglang buana di stasiun TV swasta,
presenter yang cukup terkenal di acara dakwah, juga ustadz yang cukup
membumi di Banten dan hiburan lainnya yang tak kalah menarik.
Anehnya,, di tengah acara ini berlangsung,, tiba-tiba aku teringat
sebagian kenangan masa laluku.. Aku seperti orang dengan raga yang
tertinggal di pendopo, sementara pikiran dan nyawaku berkunjung
menjelajah kembali ke masa lalu.
Dia,, pria itu... pria yang baru 2 tahun lalu ku kenal. Tampan, baik dan
dewasa,, Ia adalah mantan kekasihku. 100 hari bersama,, ternyata cukup
untuk membuatnya berkarat dalam ingatanku . Aku tak pernah tahu, kenapa
hingga kini ia masih cukup berarti untuk hidupku. Kami sama-sama
mengakui bahwa kami masih saling merindukan satu sama lain. Ketemu,
jalan dan makan bareng adalah hal yang biasa kami lakukan untuk sekedar
mengobati rindu itu.
Kadang ia masih suka mengirimiku pesan singkat yang manis,, hingga aku
merasa aku adalah wanita terbahagia di dunia. Ini adalah salah satu
pesan singkatnya.
“tak apa, kalau kamu masih malu untuk bilang sayang kembali, tapi yang
penting hatimu masih tersimpan indah dalam hatiku”
Heiii pria yang menjadi mantan kekasihku,, tahukah kamu,, aku malah
seperti wanita gila ketika membaca pesan singkatmu itu, loncat-loncat
bahagia layaknya anak kecil yang mendapatkan hadiah balon, dan
senyum-senyum sendiri seperti penghuni RSJ yang melarikan diri. Dan
tahukah kamu,, Itu adalah pertanda bahagianya aku ketika ku tahu kau
masih memiliki rasa yang sama.
Jujur,,, hingga kini aku masih menyayangimu, aku tak pernah mampu untuk
menggantikan namamu dengan nama yang lain. Bahkan aku lebih memilih
untuk menolak cinta 5 pria lain, daripada menghapus namamu. Aku tahu 5
pria itu kecewa karenaku, tapi aku tak dapat membohongi perasaanku bahwa
kamu masih cukup berarti untuk hidupku.
Jika kamu izinkan,, rasanya aku ingin kembali menjadi satu-satunya
wanitamu.. malam ini aku bukan seperti jamaah yang khusu mendengarkan
tausiyah di tempat pengajian.. tapi aku seperti menjadi tokoh utama di
sinetron Lorong Waktu, acara ramadhan semasa aku SMP. Di lorong waktu
ini aku seolah dikirimkanku ke cerita cinta masa lalu.. Ya benar kamu
memang masa laluku,, tapi aku ingin kamu menjadi teman masa depanku,,
bersama dalam sisa hidupku sampai Tuhan akan memanggil kita nanti.
Aku cukup bahagia dengan semua itu,, tapi entah aku merasa kini kamu
berbeda.. kamu tak lagi bersikap semanis beberapa waktu yang lalu.. Tak
ada lagi kata rayuan,, tak ada lagi kalimat gombalan dan tak ada lagi
ucapan manis bahwa kamu masih menyayangiku sebagai mantan kekasihmu.
Pikiranku terbang hingga ke awang mencoba menerka apa yang sedang
terjadi denganmu,, banyak terkaan yang bisa menggalaui hatiku malam
itu.. Dari mulai, sepertinya kamu sedang menyukai wanita lain,, mencoba
menjadikanku hanya cinta masa lalu,, kamu tidak lagi menyayangiku,, dan
yang paling bisa buatku sedikit tenang adalah semoga kamu memang hanya
sedang sibuk menyelesaikan tugas akhirmu (skripsi), bukan karena kau
terjebak cinta dengan wanita lain.
Entahlah,, euforia tahun baru itu tak lantas mebuat hatiku riang.. Ada
kegalauan yang buatku merasa tak nyaman,, di tengah ramainya pendopo
Serang,, aku malah berpikir untuk mengirimimu puisi ungkapan hati via
sms,, Ini adalah puisi yang ku kirimkan di tengah kegalauan yang
menghimpit hatiku,, sebenarnya dengan puisi ini aku mengharapkan kamu
membalasnya dengan kata yang sama indahnya dan tentunya bisa buat hatiku
tak segalau ini.
Aku tak pernah tahu
Aku tak pernah tahu,,
Kenapa hingga kini kau masih cukup berarti untuk hidupku
Ada rasa yang berbeda ketika ku mengingatmu
Tak sama dengan ketika ku mengingat yang lain
Aku bahkan tak pernah tahu,,
kenapa Tuhan s’lalu hadirkan bayangmu di pikiranku
Aku tak pernah sekalipun berusaha tuk mengingatmu,,
Tapi sepertinya Tuhan tahu bahwa kau masih dihatiku
Rasa ini tak ubahnya rembulan yang selalu nampak bersinar,,
Indah,, dan mempesona..
Aku tak pernah mampu tuk meninggalkanmu jauh dari pikiranku,,
Sepertinya aku mulai mencintaimu kembali..
Percayalah,,
Aku mencintaimu dengan hati
Dengan hati yang tak bisa ku sematkan pada lelaki selainmu
Dan aku menyayangimu dengan nada
Dengan nada yang tak bisa ku harmonikan pada yang lain,,,
Pernah kucoba tuk lupakanmu,,
Melempar bayangmu hingga langit ke tujuh,,
Tapi nyatanya,, aku tak pernah mampu untuk tak mengingatmu..
Entah,,
Sepertinya kau masih berkarat untuk hatiku..
Ting-ting-ting (tanda pesan masuk),, itu pertanda bahwa sms yang ku
kirim telah sampai ke ponselnya dan mungkin sedang dibaca.
“Allhamdulillah puisiku telah sampai ke ponselnya,, semoga akan ada
balasan yang nantinya tak membuat ku kecewa,, ucapku dalam hati”.
Bermenit-menit ku tunggu,, dan sekarang menit tak lagi sebagai menit,,
aku menunggunya hingga berjam-jam.
“huuuuffffttthh,,, sepertinya memang benar aku tak lagi berarti buatmu,,
mungkin memang kamu sedang terjebak dengan cinta yang lain,, ucapku
lirih mencoba menerima kenyataan”.
Aku berusaha menguatkan diriku sendiri atas rasa kecewa yang kini tak
lagi klise.
”yahhhh,,, sepertinya aku memang harus benar-benar melupakanmu,,
melempar bayangnya jauh-jauh hingga langit ke tujuh,, ucapku lirih
seolah tertusuk sembilu”.
Aku memang tak tahu,, adam dari sisi mana yang akan Tuhan pilihkan
untukku..
Seperti apa,, dan bagaimana ia,, tak ada yang tahu untuk masa depan..
Mungkin benar kau memang hanya ada di masa laluku.. Jika memang Tuhan
tak takdirkan kita bersama, setidaknya aku pernah melewati 100 hari
bahagia bersamamu dan jika Tuhan akan menghapusmu dari ingatanku,, itu
karena Tuhan akan menggantikanmu dengan adam yang lebih baik..
Ikrarku,, akan ku coba tuk tinggalkanmu dalam masa laluku, tak banyak
yang bisa ku lakukan.
Tapi pastilah akan ku coba,, seindah apapun dulu kamu dimataku semoga
kamu juga akan nampak indah dimata wanita selainku.
Ku akui,, salah itu memang ada padaku,, kalau saja aku tak pernah
melakukan hal bodoh yang mungkin melukai perasaanmu, mungkin hingga kini
kita masih berdua,, berdua membangun istana cinta di hati kita.. Tapi
biarkanlah,, biarkan itu hanya menjadi kenangan di masa lalu..
Jujur,, hingga kini sayang itu memang masih ada untukmu,, tapi akan ku
coba relakan rasa itu pupus bersama sang waktu.. Aku yakin,, Tuhan t’lah
miliki rencana yang indah untukku,, dan barangkali untukmu....
Lagi-lagi aku harus katakan ini pada cinta yang tak lagi bersahabat,,
“AKU AKAN MENCOBA UNTUK MENINGGALKANMU DALAM MASA LALUKU”...
Aku teramat yakin bahwa Tuhan tidak akan mengambil sesuatupun dari
makhluknya, kecuali Dia akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih
baik..
Diposkan oleh iqbal23baiturrahman share to Facebook
Copy Right 2013??
Copy Right 2013??
Minggu, 30 Desember 2012
Dear Love
“Plung… Tak…!” sebuah bola basket dilempar ke ring tapi malah membalik
memantul mengenai kepala anak gadis kelas 3 SD yang satu iini..
“Aww…. Huaaaa.. hiks hiks.” Anak itu menangis tersedu sedu
“Yah payah… mangkannya klo pendek ga usah so jago-jagoin masukin bola
deh..” kata salah seorang temannya..
“Hiks.. hiks..” anak itu masih dengan isakan tangisnya
“Udah.. jgn nangis..” kata anak cwo yang datang menghampirinya
“io..?? ngapain kamu di sana?? Sono..” *maklum anak 3 Sd ngomongnya jaka
sembung*
“ Nanti kamu bisa ko masukin bolanya ke ring..” kata cwo yang di panggil
io tadi
“Nanti kapan??” kata cwe itu jutek.. *kecil2 galak.. gue pites lu..
hehhe*
“Ck… ya nanti lah klo lo udah gede.. gedeeee…….bgt.. Setante2..”
“Pletak…” cwe tadi menjitak kepala io dan langsung pergi
“Agni….!!” Panggil io..
Agni hanya menoleh ke belakang dan mencibir lidahnya
“Wlee…!! :P”
“Huft..” io kesal..
7 tahun kemudian
“Plung….Tak..!!” kembali bola yang di lempar ring tapi malah membalik
memantul.
“Aghh… sialan..” kata’y sambil melambungkan bola basketnya setinggi
mungkin karena kesal..
Ga jauh dari lapangan basket cwe bernama agni itu masuk ke dalam rumah
Tiba2
“Heh…!!” ada seorang cwo yang menyapanya meskipun nyapa’y ga ngenakin
bgt
Agni menoleh dan mengkerutkan dahinya tanda dia bertanya siapakah
gerangan..
“Mau tanding sama gue??”
“Lo siaapa??”
“Ck lo takut ya tanding sama gue?? Lo tuh takut klo bolanya ga masuk ke
ringg dan malah mantul balik..?? ya kan?? Bilang aja klo takut…” kata
cwo itu meremehkan
“Heh.. denger ya.. pertama gue ga tau lo tuh siapa….” Kata agni yang
merasa asing dengan wajah anak tersebut
“Ke 2.. gue ga pernah takut sama yang nama’y COWO…!! Ngerti lo?? Lets
play…!!!!” k,ata agni berlari ke lap. Basket dan mendribel bolannya..
yang di ikuti cwo itu..
“Three.. point..” kata cwo itu yang beberapa saat setelah main..
Agni kesal..dan lansung merebut bolanya dari tangan cwo itu.. agni
bersiap melempar bolanya berharap dia bisa memasukannya setidaknya dia
msih bisa menyimbangi score..
1…2…3…..
Apa yang terjadi..? “Plung..!!”
“YES……..!!” agni berhasil memasukan bolanya
“Se?? three point too…” kata agni merasa lebih tertantang
Cwo itu merasa sudah lelah dan meminum minumannya..
“Gue ga tau klo lo tuh jago juga main basket..” kata cwo itu
Agni seketika memperhatikan wajah cwo itu yang msih di penuhi dengan
keringat
Seakan wajah yang tadi asing baginya berubah menjadi wajah yang tak
asing lagi
“Score kita sama… oh ya nama lo siapa?” tanyanya
“Gue??” tanya agni
“Ga.. kucing… ya iya lah elo…” kata cwo itu
“Ga penting… gue mau pulang…!” kata agni jutek..
“Ck.. cwe aneh…” kata cwo itu kesal “Lain kali… klo lo make celana jangn
bolong2.. kya preman aja… preman pasarrr…” teriak cwo itu karena agni
udah masuk rumah
“BODO..!!” balas agni
@kelas
“Morning all…” si cwo biang gosip ini dateng ke kelas
Semua tak peduli dengan ozy si cwo biang gosip yang memasuki kelas,bagi
mereka udah ga bisa di bilang lebay lagi klo tuh cwo manis udah masuk ke
kelas.. toh emang si ozy tuh muka tembok.. bodo amat deh di omongin
orang.. *hehe sory FZ*
“Ag.. ada anak baru loh..” kata ozy
“Terus apa hub. Nya sama gue??” tanya agni dengn dingin
“Ga ada..”
“Ya udah…” kata agni lagi
“Tapi tapi anak yang baru ini udah menarik perhatian semua anak cwe loh
ag..” lanjut ozy
“So?? Lo pikir gue tertarik?? GA!..” kata agni
“Lo kan cwe jadi jadian mana mungkin trtarik sama cwo..?” kata ozy
“Sialan lu…”
“He..he…”
Beberapa saat kemudian bu uci memasuki kelas
“Anak2.. kita kedatangan murid baru…silahkan nak.. perkenalkan nama
mu..” pinta bu uci
Anak itu memasuki kelas.. pandangan anak2 cwe tertuju padanya kecuali
agni..
Tapi seketika agni yang tadinya santai berubah menjadi setengah kaget
dan mati.. *halah*
“Dia…??” batin agni
Anak cwo itu mulai memperkenalkan nama’y
“Nama saya mario stevano aditya haling.. saya pindahan dari manado..
*ceritanya* kalian bisa manggil gue io?? Rio? Atau terserah lah..”
“NO hp??” celetuk salah satu murid cwe.
“Huuuuuu……..”
Suasana kelas jadi rame saat Rio datang…
“Rio kmu duduk di belakang agni ya..” kata bu uci..
Rio menganggukan kepala di sertai senyuman yang membuat cwe sekelas
melayang.. *penulis juga melayang tuh klo di senyumin Rio.. hahhaha*
“OH.. nama lo tuh agni??” bisik rio dari bangku belakang agni
“Ck.. berisik..!!” sahut agni
Setiba di rumah.. Agni menubruk saudara kembarnya ify
“Aw….!!” Rintih ify
Agni sama ify emng jauh beda..
Di liat dari penampilan udah jelas lah yang di bilang Rio tadi klo agni
tuh selalu memakai celana kebangsaannya yang bolong di bagian lutut
lah.. paha lah.. bahkan ada di mana2 bolong’y.. ckckck…
Sementara ify.. dia anak yang kalem baik cantik dan ramah.. ify
mempunyai rambut yang lurus sebahu.. beda dengn agni dia mah punya
rambut bagus tapi di iket mulu rambutnya jadi ga kelihatan wanitanya…
Konon sejarah agni berubah jadi cwo karena paksaan dari ayahnya..
“Knp sih lu??” tanya ify
“Sini deh….!1” agni menarik tangan ify
“Aw….!!” Ify merintih ke 2 kalinya
Di ruangan perpustakaan..
Rumah mereka emang luas jadi sengaja di bikin perpus kecil kata mama sih
buat agni sama ify belajar2 dikit gitu deh,,
“Fy.. lu masih punya fto waktu kita perpisahan SD ga??” tanya agni
“Masih.. tuh ada di rak buku ambil aja..” kata ify
Agni membuka album SD’y 1/1 dia sesaat tersenyum melihat wajahnya yang
msih polos..
“Dari tadi tuh album di bolak balik aja.. nyari siapa sih ag??” tanya
ify
“Eh iya.. fy.. masih inget ga sama yang nama’y io??” tanya agni
“Mario stevano aditya haling??” tanya ify meyakinkan
“Ha?? Ga tau deh gue lupa nama panjang’y..” kata agni masa bodo
“Ck.. ya kenal lah… dia kan sahabat lo ag.. masa lo lupa sih?? Parah bgt
lo sahabat sendiri di lupakan….” Kata ify
Agni tersenyum terpaksa….
“Kayanya sih iya fy.. anak baru di kelas gue tadi seakan mirip sama
Rio..”
“Berarti gawat dong?? Rio tuhkan ga suka klo lo jadi cwo ag.. dia tuh
dari SD suka lo yang kalem…” kata ify
“Tenang aja.. kayanya di ga tau.. mungkin lupa siaapa gue…”
“Oh..” jwb ify
“Berarti bener dia Rio.. sekian lama dia hilang di jakarta ternyata dia
ada lagi..” batin agni.
Agni sama Rio waktu itu emng pisah SMP saat lulus SD..
@kelas
Di bangku agni menemukan sepucuk surat..
Begini isinya
Hay… gue suka sama lo.. meski gue tau lo tuh cwe tapi gue merasa lo tuh
keren dan cakep lagi…
Singkat padat dan jelas.. agni membolak balik suratnya tapi ga ada
pengirimnya..
“Ck.. surat ga jelas….” kata agni yang membuang surat itu ke tong sampah
Emang dasar agni… cuek bebek klo masalah cinta2an
“Cie… dapet surat nih ye… ada juga ya yang suka sama lo?? Cwe apa cwo??”
tanya Rio yang tiba2 datang
“Ck.. heugh…” agni tak merespon Rio
Keesokan harinya dia menemukan surat lagi..
Kali ini begini isinya
Agni.. semakin lo diem gue semakin tertarik sama lo.. lo tuh unik.. ga
neko2 dan cuek abis itu yang membuat gue semakin suka…
“Dih gila nih cwe lesbi kali ya…” kata agni..
Agni pun kesal karena udah 2 kali ada surat yang ga jelas di mejanya dia
membalas surat itu..
Gue ga tau lo tuh siapa?? Bagi gue surat lo ga bermutu…Tolong jgn ganggu
gue.. awas lo klo ngirim surat lagi..!! gue bukan ngancem tapi gue
emang ga suka sama orang yang suka ngerjain2 gue kaya gini…
Ga usah ditanya surat itu ada lagi,, agni membukanya berharap ni orang
kapok sama balesannya kemaren
Gini isinya dari si orang.. hehe
Lo bener juga ya.. surat gue ga bermutu.. temuin gue di belakang
sekolah..
Agni bergegas ke belakang sekolah..
Dia menemukan sosok gadis cantik bernama Acha
“Elo..?” tanya Agni
“Agni…”
Agni tersenyum mengridik dia takut si acha ini bener2 lasbe..
“Ni surat dari lo kan?? Katanya lo mau ngomong sesuatu sama gue?? Apa??”
tanya acha
“Ha?? Surat?? Ngomong sesuatu??” agni bingung ½ mati
“Iya.. mau ngomong apa??” tanya acha
Entah kenapa pikirannya mendadak emosi..
“Sial…. Nih pasti ulah Dia……..” batin agni
Lalu akalnya muncul..
“Eh iya.. itu tuh lo dapet salam dari Rio.. itu loh anak baru yang keren
itu loh mario stevano aditya haling….” Kata agni
“Wah..? masa??” tanya Acha
Dari awal Rio masuk kayanya si acha udah mulai gimana gituuu….hahhaha
“Iya.. dia tuh katanya suka sama lo.. udah cepetan temuin Rio.. dia tuh
keren loh.. cakep lagi.. udah gitu item tapi manis..” kata agni
“Iya deh..” kata acha yang senyam senyum dan pergi
“Hahaha.. makan tuh yo si Acha… :P” oceh agni
Di kelas
Acha udah senyam senyum gitu deh ke Rio.. hahahaduh cie.. hhuhuy
“Hay Rio..” sapa acha manja
“Hii… ngapain lu di sini??” tanya Rio mengridik maklum dia ga suka sama
cwe manja dia tuh sukannya sama penulis *di gebukin Rise hahahha
kiding2… Lanjjuuuttt!!*
“Alah udah ngaku aja… lo suka kan sama gue??” tanya acha
“ha?? Hiiii……..!!” Rio langsung ngibrit ke kanti untuk mencari agni
Ngapain lagi klo bukan buat ngajak adu mulut
“Nih pasti ulahhh loo….” Kata Rio
“Emmm 50% iya 50% engga.. karena 50% yang satu.. ngapain lo ngerjain gue
duluan??? Ya gue balessss donggg….” Kata agni
“Mau lo tuh apa??” tanya Rio kesal
“So what ever…” kata agni santai
“Kita tanding basket lagi..” pinta Rio
“Wo… lo ga takut kalah sama gue???” tanya agni menantang
“Heh.. cwe aneh gue kemaren bukan kalah tapi score kita tuh sama…” kata
Rio
“Ck.. terserah lo deh.. lets play..” kata agni tak takut
“Tunggu…!!” cegat Rio “ini bukan pertandingan biasa… klo lo kalah lo
harus jadi pembantu gue..” kata Rio
“OK.. tapi klo lo yang kalah lo berhenti ganggu hidup gue…!!” kata agni
“OK…”
Permainan pun berlangsung.. sebernarnya agni tuh ga bisa sama sekali
masukin basket ke Ring kemeren adalah sejarah pertama dia msukan bola ke
ring yang langsung bernilai 3 point.. ga tau deh hari ini?? Ckck..
Saat jam bel istirahat hampir berbunyi tanda masuk kelas itu tandanya
permainan akan segera berakhir
Score mereka 0-0 agni terus menghalangi Rio memasukan bola ke ring
karena dia ga mau dia kalah gara2 ga bisa masukin bola ke ring…
Detik-detik terakhir
Rio memegang bola.. agni membungkuk di hadapan Rio mereka saling
membungkuk ingin merebut bola..
Rio tersenyum… rio masih memegang bola… kayanya di mau ngalah sama agni
biar agni ngambil bolannya dan msukin ke ring tapi agni malah berdiri
masa bodo dan langsung telak pinggang,,, akhirnya Rio yang masukin bola
ke ring
“1-0..” kata Rio
“Kriinggg….kriinggg…..” bel tepat berbunyi
“Ck.. BODO..!!”
Gosip sebesar ini akan langsung nybar ke kelas/kelas tau sendiri.. ada
cwo biang gosip yang selalu ga pernah absen untuk gosip2 terbaru..
Di kelas agni dan Rio kipas2 tangan mereka.. kerena lelah abis tanding
Keesokan harinya agni udah bener2 jengkel bgt sama Mario… niat jahil
agni pun datang..
Dia mengempeskan ban motor Rio..
“Fy pulang bareng yu..” ajak Rio
“Ayo..”
“Haha.. mampus lo yo..” oceh agni.. ntah agni lagi ga conect apa lagi
lemot..
Hello Rio tuh pulang sama ify dong.. kan ify saudara’y agni masa iya
agni tega klo ify kena sial suruh dorong motor rio yang kempes?? Agni..
agnii…
“Yahh… bannya kempes…” kata Rio
“Terus gimana dong??” tanya ify
“Ck.. sial mana bengkel jauh lagi…” kata Rio
“Panggil derek aja..” saran ify
“Ga usah.. bentar2..” Rio mengeluarkan hp’y
“Halo..”
“Heh.. agni sini lo… ban motor gue kempes…” kata Rio
“Hahaha ya DL ‘derita lo’ hahaha..” agni tertawa puas
“Ck aghh berisik sini lo…. Cepetan…” pinta Rio
“Hahaha.. kaga..” bantah agni
“Oh lo mau ya saudara lo ify gue ceburin ke jurang??” tanya Rio
“Haduh… bego bego…. Iya ify kan sama Rio.. haduhh….” Batin agni
“ck.. apaan sih? Rese lo..” agni tiba di tempat motor rio kempes
“Bawa nih motor gue ke bengkel….” Kata Rio menyuruh agni seenak
dengkulnya..
“Ha?? Lo pikir gue siapa lo.. Ogah..”
“Heh.. lo kan pembantu gue inget kahhh??” kata Rio so cool
“Ck…. Heughh… heugghh….” Agni gemes bgt sama Rio..
@rumah agni
Halo..
“Agni.. beliin gue makanan dong laper nih…” pinta Rio dari telephone
“Ha?? Gue babby sister lo ya.. yg selalu nyuapin lo kemana mana…” bantah
agni lagi
“Lo itu ga pikin kan.. status lo.. masih jadi pembantu gue… pembantu…”
“Tut… tutt.. tutt…” telephone di tutup agni
@rumh Rio
Ting tong…
Bukan agni nanma’y klo ga bisa ngerjain orang..
Semua makanan di pesan agni dan dikirim ke rumah Rio tanpa agni yang
bayar.. so?? Rio harus kehabisan uang untuk byar makan2 itu sendiri
Keesokan hari di sekolah
“Heh…” Rio kesal menghampiri agni
“Apa???!!” agni ga kalah galak
“Apa-apa lu ngirim makanan sebnyk itu??” tanya Rio
“Loh lo kn yang minta?? Ya udah gue kirim.. hahha enak kan??” kata agni
meldek
“Heugh….!!” Rio kesal
“hahhaha…” tawa agni
“Yo.. gue punya tiket nih..” kata ozy yang menghampiri Rio
“Tiket apaan?? Gue ga suka nonton konser…” tolak Rio
“Ya udah klo ga mau.. vokalisnya agni loh..… agni kan punya band dan
katanya dia mau manggung malem ini..” jelas ozy
“……………..” rio diam
“Klo lu ga mau ya udah… gue kasih yang lain…mumpung gratis nih tiket..”
kata ozy
“Et… siapa bilang gue nolak.. “ kata Rio yang langsung mengambil tiket
di tangan ozy
“Et… !!” ozy mengambil tiketnya lagi ..“Tapi lo harus kasih tumpangan ke
gue ntra malem..” pinta ozy..
“Sip….!!” Kata Rio
Dasar si ozy ada maunya nawar2 rin tiket ke orang.. :P
Malam hari di konser agni
Agni menaiki panggung dengan teman2’y.. dia mulai menyanyikan lagu rock n
roll’y… hehe penonton ga begitu terhibur bgt.. malah yang ada mereka
BT.. coz lagunya rock..
Tiba2 seorang cwo menghmpiri band agni
“klo lo ga bisa nyanyi turun aja deh.. dasar band kampungan….!!”
“Heh… klo ngomong di jaga ya?” kata Rio yang tiba-tiba datang membela
agni
“Knp??” tantang cwo itu.. otomatis lah Rio panas.. orang di tantang kya
gitu.. *hajar yo* hahahha..
Tanpa basa basi Rio menonjok muka cwo itu
“Rio…!! Udahh…!!” lerai Agni
“klo temen lo emng band terbaik tunjukin dong..” tantang cwo itu
“Ok..” kata Rio
“Ha??” agni bingung
Rio langsung menarik tangan agni dan naik panggung
Rio bernyanyi bersama band agni kali ini rio jadi vocalis agni Cuma
pasrah untuk jadi gitaris…
Alunan yang mereka bawakan cukup menghibur..
Cwo yang tadi menghina pun pergi…
@studio band jam
“Ag.. lo knal sama Rio??” tanya Ray sang drummer
“…………” agni diam dia kesal karena posisinya sebagai vocal seolah-olah di
ganti sama Rio dengan sekejap
“Klo Rio temen lo ikut di band kita.. keren tuh kaya’y.. suaranya itu
loh ag.. baagus bgt..” kata salah seorang basis
“Ah…. Diem lo semua.. klo lo mau ngambil Rio sebgai vocalis ambil aja
biar gue yang mundurr….!!” Kata agni
Temn2’y hanya diam..
Emosi agni semakin naik… bahkan sampai tak terkontrol.. agni benar2
marah kesal dongkol jadi satu sama tingkah laku Rio
@keesokan harinya
Saat Rio berjalan menuju parkiran motor tiba-tiba dia di bekap dari
belakang pandangan Rio gelap karena matanya di tutup kain.. tangan Rio
di tarik ke belakang dan di ikat..
“Aw… apa-apaan nih?? lepasin..” pinta Rio
“Diem…!! Ikut gueee…!!”
Rio di seret ke mobil.. dia di jatuhkan ke mobil daalam posisi tidur..
tanpa matanya di buka sedikit pun oleh sang penculik..
Selama 2 jam rio berada di posisi itu.. dan tak lama kemudian mobil itu
berhenti
“Sini lo….!!!” Sentak’y sambil menarik Rio
Tutup mata Rio di bukanya…
“Liat guee….!!” Pintanya sambil menarik kerah Rioo
Penculik itu agni… guys….
“Liat gue…??” kata agni masih dengan tangan menarik kerah Rio “ lo inget
kan sipaa gue?? Lo inget kan??” tanya agni emosi
“…………” Rio diam menahan emosi
Mereka salaing diam
Agni perlahan melepaskan gemgaman tangannya dari kerah Rio.. agni
tertunduk dan langsung berlari ke arah mobil berniat meninggalakn Rio
“Ya iya lah gue inget lu tuh agni kan.. agni yang dulu yang ga bisa
masukin bola ke ring basket…Agni yang dulu selalu nangis klo di ledek…”
kata Rio
Langkah agni terhenti… dia bersandar di bawah pohon.. dia menatap
suasana yang sedang mereka tempati…
Rio menghampirinya dan duduk di sebelahnya..
“Ini di mana??” tanya Rio santai
“Di puncak..” jwb’y
“Gimana bisa gue ngelupain seorang agni sahabat gue dari SD,,” kata Rio
“Gue dongkol sama elu.. knp sih lo tuh selalu ganggu hidup gue?? Lo mau
bales dendam sama gue karena waktu SD lo jatoh dari sepeda dan jari kaki
lo hampir putus karena gue?? Gue ga sengaja yo.. dorong lo dari
sepeda…!!” kata agni
“Ag.. apaan sih?? Gue juga ga nyalahin lo kan waktu itu?? Bagi gue itu
udah ga ada lagi di memory gue ag…” kata Rio
“Terus maksud lo ke sini apa??” tanya agni
“Gue ke sini karena nyokap gue pindah ke jakrta.. so ga menutup
kemungkinan kan klo gue ketemu lo lagi secra ga sengaja??”
“………” agni diam dia masih menikmati pemandangan yang jauh lebih lepas
menyelesaikan masalah
“Ayo pulang..” ajak Rio agni menurut..
@mobil
“pnculik sadis..” kata Rio
“Ha??” agni masih belum conect
“Tega bgt lu nyekap gue kaya tadi.. pengap tau.. tangan gue juga lecet
di iket pke tali..” kata Rio
“Oh… hehe.. maaf emosi..” kata agni masih santai tanpa dosa
“harus ada balesannya…” kata Rio
“Lo mau mancing emosi gue naik lagi??!!” agni melotot
“Ye.. bukan gitu.. lo kan udah ngajak gue ke sini jadi lo harus traktir
gue jagung bakar….” Kata Rio yang berhenti di sebuah t4 istirahat..Rio
menikmati jagung bakarnya tapi ga untuk agni dia masih diem ntah knp..
mungki merasa bersalah sama Rio..
“Ko ga di makan??” tanya Rio
“Ga ah.. di jakarta kan bnyk jagung kya gini udah bosen makan yang di
puncak..” kata agni
“ya udah buat gue aja..” kata Rio
“dasar rakus..” ketus agni
Agni yang dari tadi mengusap usap lengannya meresa menggigil.. maklum
pegunungan gitu loh. Dingin..
“dingin ya?? Nih.. pke jaket gue..” kata Rio yang meletakan jaketnya di
pundak agni
“jaket lu bau… NIH ahh..!!” agni melmparnya lagi
“Ya udah..” kata Rio “jgn salahin gue klo lo mati kedinginan…” kata Rio
“Ck.. ya udah sini..” pinya agni lagi *ckckck muna dah si agni hahhahay*
Beberapa saat..
“Ag.. klo seandainya………”
“Seandainya apa??” tanya agni
“If me love gimana??” lanjut Rio
“Ha???”
“…………..” Rio diam malu malu kucing gitu deh.. ahahhahahay
“sory yo.. gue……”
“gpp ko… gue Cuma…..”
Haduh mereka nih ribet bgt ah ngomongnya kepotong2 hehehe
“Gue udah punya cwo…” kata agni
“Ha??” rio kaget
“Iya… tapi gue terima lo ko..” kata agni
“maksud lo?? Terus cwo lo gimana??” tanya agni
“gue emng udah punya cwo tapi cwo hayalan.. dan cwo gue yg nyata
sekarang ya elo…” kata agni
Rio masih pura2 ga ngeti
“Haaaaaaaaaa…….. telmi…” kata agni
Rio langsung mencium pipi agni
“Ihhh…….. Riioooooooooo……..!!!!
Diposkan oleh iqbal23baiturrahman Copy Right 2013
Kamis, 03 Januari 2013
Langganan:
Postingan (Atom)